MAKALAH OPERASI TEKNIK KIMIA (OTK)

KATA PENGANTAR
    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.Penulisan makalah yang berjudul “Bahan Bakar” Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal tersebut dikarenakan kemampuan penulis yang masih terbatas.Namun berkat bimbingan dari dosen pembimbing, dan beberapa pihak lainnya, akhirnya penulis mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca sekalian pada umumnya.Penulis juga mengharapkan kritik dan saran positif yang dapat membangun dan mengembangkan kemampuan penulis untuk menyusun makalah-makalah lainnya. Selain itu, diharapkan makalah ini dapat dijadikan bahan pertimbangan demi meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang.













BAB I
Pengertian Bahan Bakar secara umum
    Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi.Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia.Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif.
Bahan bakar padat dan jenis-jenisnya
Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan kebanyakan menjadi sumber energi panas.Misalnya kayu dan batubara.Energi panas yang dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.
Bahan bakar pada adalah jenis bahan bakar yang terbatas, hasil ini diakibatkan pembentukannya memerlukan proses yang sangat panjang, bahkan biasa mencapai waktu jutaan tahun,sementara itu pemakaian bahan bakar energy menjadi kebutuhan dasar manusia yang pemakaiannya secara terus-menerus.
1.    Bahan bakar Fosil
Bahan bakar fosil berupa miyak bumi, gas bumi, dan batu bara, yang selama jutaan tahun terbntuk dan tersimpan didalam bumi yang berasal dari mikroorganisme tumbuh-tumbuhan dan binatang yang suda mati selama jutaan tahun .Agar berbentuk sumber energy berbentuk fosil, selain membutuhkan waktu lama di perlukan tekanan dan suhu tinggi yang terdap didalam bumi.

2.    Batu Bara
Batu bara merupakan bahan bakar fosil yang berbentuk batuan sedimen. Batuan ini dapat terbakar karna terbantuk dari endapan organic seperti sisah-sisah tumbuhan , lantas di bentuk proses pembentubaraan. Unsur-unsur yang terkandung dalam batu bara hydrogen, oksigen, dan karbon batuan organic ini memiliki sifat kimia dan fisika sehingga bias di proses dengan membentuk rumus formula empiris.

Pembentukan batu bara sama dengan pembetukan fosil batu bara berasal dari tumbuh-tumbuhan binatang dan mikroorganisme yang telah mati jutaan tahun. Setelah mengalami proses yang alami yang cukup lama serta mendapatkan pengaruh dari gesekan dan panas bumi, setelah selesai proses tersebut maka akan berbentuk batu bara atau bahan bakar padat.
Batu bara di bagi 2 jenis yaitu:



BAB II
Bahan bakar cair
Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, jika dibandingkan dengan bahan bakar padat molekulnya dapat bergerak bebas.Bensin/gasolin/premium, minyak solar, minyak tanah adalah contoh bahan bakar cair.Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam industri, transportasi maupun rumah tangga adalah fraksi minyak bumi. Minyak bumi adalah campuran berbagai hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok senyawa: parafin, naphtena, olefin, dan aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda dari yang lain dalam kandungan hidrogennya. Minyak mentah, jika disuling akan menghasilkan beberapa macam fraksi, seperti: bensin atau premium, kerosen atau minyak tanah, minyak solar, minyak bakar, dan lain-lain. Setiap minyak petroleum mentah mengandung keempat kelompok senyawa tersebut, tetapi perbandingannya berbeda
Bahan bakar cair seperti minyak tungku/ furnace oil dan LSHS (low sulphur heavy stock) terutama digunakan dalam penggunaan industri. Berbagai sifat bahan bakar cair diberikan dibawah ini.
•    Densitas
Densitas didefinisikan sebagai perbandingan massa bahan bakar terhadap volume bahan bakar pada suhu acuan 15°C. Densitas diukur dengan suatu alat yang disebut hydrometer.Pengetahuan mengenai densitas ini berguna untuk penghitungan kuantitatif dan pengkajian kualitas penyalaan.Satuan densitas adalah kg/m3.
•    Viskositas
Viskositas suatu fluida merupakan ukuran resistansi bahan terhadap aliran.Viskositas tergantung pada suhu dan berkurang dengan naiknya suhu.Viskositas diukur dengan Stokes atau Centistokes.Kadang-kadang viskositas juga diukur dalam Engler, Saybolt atau Redwood.Tiap jenis minyak bakar memiliki hubungan suhu viskositas tersendiri.Pengukuran viskositas dilakukan dengan suatu alat yang disebut Viskometer.Viskositas merupakan sifat yang sangat penting dalam penyimpanan dan penggunaan bahan bakar minyak.Viskositas mempengaruhi derajat pemanasan awal yang diperlukan untuk handling, penyimpanan dan atomisasi yang memuaskan. Jika minyak terlalu kental,maka akan menyulitkan dalam pemompaan, sulit untuk menyalakan burner, dan sulit dialirkan. Atomisasi yang jelek akam mengakibatkan terjadinya pembentukan endapan karbon pada ujung burner atau pada dinding-dinding.Oleh karena itu pemanasan awal penting untuk atomisasi yang tepat.
•    Specific Gravity
Didefinisikan sebagai perbandingan berat dari sejumlah volum minyak bakar terhadap berat air untuk volum yang sama pada suhu tertentu. Densitas bahan bakar, relatif terhadap air, disebut specific gravity.Specific gravity air ditentukan sama dengan 1. Karena specific gravity adalah perbandingan, maka tidak memiliki satuan.Pengukuran specific gravity biasanya dilakukan dengan hydrometer.Specific gravity digunakan dalam penghitungan yang melibatkan berat dan volum.Specific gravity untuk berbagai bahan bakar minyak diberikan dalam tabel dibawah :
Tabel 7.Specific gravity berbagai bahan bakar minyak (diambil dari Thermax India Ltd.)
Bahan Bakar
Minyak    L.D.O
(Minyak Diesel
Ringan)    Minyak Tungku/
Furnace Oil    L.S.H.S
(Low Sulphur
Heavy Stock)
Specific Gravity    0,85 - 0,87    0,89 - 0,95    0,88 - 0,98

•    Titik Nyala
Titik nyala suatu bahan bakar adalah suhu terendah dimana bahan bakar dapat dipanaskan sehingga uap mengeluarkan nyala sebentar bila dilewatkan suatu nyala api. Titik nyala untuk minyak tungku/ furnace oil adalah 66 °C.
•    Titik Tuang
Titik tuang suatu bahan bakar adalah suhu terendah dimana bahan bakar akan tertuang atau mengalir bila didinginkan dibawah kondisi yang sudah ditentukan. Ini merupakan indikasi yang sangat kasar untuk suhu terendah dimana bahan bakar minyak siap untuk dipompakan.
•    Panas Jenis
Satuan panas jenis adalah kkal/kg°C. Besarnya bervariasi mulai dari 0,22 hingga 0,28 tergantung pada specific gravity minyak. Panas jenis menentukan berapa banyak steam atau energi listrik yang digunakan untuk memanaskan minyak ke suhu yang dikehendaki.Minyak ringan memiliki panas jenis yang rendah, sedangkan minyak yang lebih berat memiliki panas jenis yang lebih tinggi.
•    Nilai Kalor
Nilai kalor merupakan ukuran panas atau energi yang dihasilkan., dan diukur sebagai nilai kalor kotor/ gross calorific value atau nilai kalor netto/ nett calorific value. Perbedaannya ditentukan oleh panas laten kondensasi dari uap air yang dihasilkan selama proses pembakaran. Nilai kalor kotor/. gross calorific value (GCV) mengasumsikan seluruh uap yang dihasilkan selama proses pembakaran sepenuhnya terembunkan/terkondensasikan. Nilai kalor netto (NCV) mengasumsikan air yang keluar dengan produk pengembunan tidak seluruhnya terembunkan.Bahan bakar harus dibandingkan berdasarkan nilai kalor netto. Nilai kalor batubara bervariasi tergantung pada kadar abu, kadar air dan jenis batu baranya sementara nilai kalor bahan bakar minyak lebih konsisten. GCV untuk beberapa jenis bahan bakar cair yang umum digunakan terlihat dibawah ini :
Tabel 8. Nilai kalor kotor (GCV) untuk beberapa bahan bakar minyak (diambil dari Thermax India Ltd)
Bahan bakar minyak         Nilai Kalor kotor (GCV) (kKal/kg)
Minyak Tanah         - 11.100
Minyak Diesel         - 10.800
L.D.O                 - 10.700
Minyak Tungku/Furnace     - 10.500
LSHS                 - 10.600
•    Kadar Abu
Kadar abu erat kaitannya dengan bahan inorganik atau garam dalam bahan bakar minyak.Kadar abu pada distilat bahan bakar diabaikan. Residu bahan bakar memiliki kadar abu yang tinggi. Garam-garam tersebut mungkin dalam bentuk senyawa sodium, vanadium, kalsium, magnesium, silikon, besi, alumunium, nikel, dll. Umumnya, kadar abu berada pada kisaran 0,03 – 0,07 %. Abu yang berlebihan dalam bahan bakar cair dapat menyebabkan pengendapan kotoran pada peralatan pembakaran.Abu memiliki pengaruh erosi pada ujung burner, menyebabkan kerusakan pada refraktori pada suhu tinggi dapat meningkatkan korosi suhu tinggi dan penyumbatan peralatan.
•    Kadar Air
Kadar air minyak tungku/furnace pada saat pemasokan umumnya sangat rendah sebab produk disuling dalam kondisi panas.Batas maksimum 1% ditentukan sebagai standar.Air dapat berada dalam bentuk bebas atau emulsi dan dapat menyebabkan kerusakan dibagian dalam permukaan tungku selama pembakaran terutama jika mengandung garam terlarut. Air juga dapat menyebabkan percikan nyala api di ujung burner, yang dapat mematikan nyala api, menurunkan suhu nyala api atau memperlama penyalaan. Spesifikasi khusus bahan bakar minyak terlihat pada tabel dibawah.
Karakteristik    Bahan Bakar Minyak
    Minyak Furnace    L.S.H.S    L.D.O
Masa Jenis (g/cc pada 150C)    0,89 - 0,95    0,88 - 0,98    0,85 - 0,87
Titik Nyala (0C)    66    93    66
Titik Tuang (0C)    20    72    18
G.C.V. (kKal/kg)    10.500    10.600    10.700
Endapan, % Berat, Max.    0,25    0,25    0,1
Total Sulfur, % Berat, Max.    Sampai 4,0    Sampai 0,5    Sampai 1,8
Kadar Air, % Vol. Max.    1,0    1,0    0,25
% Abu, Berat Max.    0,1    0,1    0,02
Tabel 9.Spesifikasi khusus bahan bakar minyak (diambil dari Thermax India Ltd.)
•    Sulfur
Jumlah sulfur dalam bahan bakar minyak sangat tergantung pada sumber minyak mentah dan pada proses penyulingannya. Kandungan normal sulfur untuk residu bahan bakar minyak (minyak furnace) berada pada 2 - 4 %. Kandungan sulfur untuk berbagai bahan bakar minyak ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 10. Persentase sulfur untuk berbagai bahan bakar minyak (diambil dari Thermax India Ltd.)
Bahan bakar minyak             Persen sulfur
Minyak Tanah             0,05 – 0,2
Minyak Diesel             0,05 – 0,25
L.D.O                     0,5 – 1,8
Minyak Furnace             2,0 – 4,0
LSHS                     < 0,5
Kerugian utama dari adanya sulfur adalah resiko korosi oleh asam sulfat yang terbentuk selama dan sesudah pembakaran, dan pengembunan di cerobong asap, pemanas awal udara dan economizer.
•    Residu Karbon
Residu karbon memberikan kecenderungan pengendapan residu padat karbon pada permukaan panas, seperti burner atau injeksi nosel, bila kandungan yang mudah menguap.Residu minyak mengandung residu karbon 1 persen atau lebih.
•    Penyimpanan Bahan Bakar Minyak
Akan sangat berbahaya bila menyimpan minyak bakar dalam tong.Cara yang lebih baik adalah menyimpannya dalam tangki silinder, diatas maupun dibawah tanah.Minyak bakar yang dikirim umumnya masih mengandung debu, air dan bahan pencemar lainnya.Ukuran tangki penyimpan minyak bakar sangatlah penting.Perkiraan ukuran penyimpan yang direkomendasikan sedikitnya untuk 10 hari konsumsi normal.Tangki penyimpan bahan bakar untuk industri pada umumnya digunakan tangki mild steel tegak yang diletakkan diatas tanah.Untuk alasan keamanan dan lingkungan, perlu dibuat dinding disekitar tangki penyimpan untuk menahan aliran bahan bakar jika terjadi kebocoran. Pengendapan sejumlah padatan dan lumpur akan terjadi pada tangki dari waktu ke waktu, tangki harus dibersihkan secara berkala: setiap tahun untuk bahan bakar berat dan setiap dua tahun untuk bahan bakar ringan. Pada saat bahan bakar dialirkan dari kapal tanker ke tangki penyimpan, harus dijaga dari terjadinya kebocoran-kebocoran pada sambungan, flens dan pipa-pipa.Bahan bakar minyak harus bebas dari pencemar seperti debu, lumpur dan air sebelum diumpankan ke sistim pembakaran.
•    Berbagai Bahan Bakar Cair dan Pemanfaatan dalam Dunia Teknik
1.      Bensin atau Gasolin atau Premium
Bensin disebut juga dengan kata lain Petrol atau Gasoline yaitu campuran berbagai hidrokarbon yang diperoleh melalui proses destilasi/pengilangan dari minyak mentah (Crude Oil). Kwalitet dari bensin dinyatakan dengan angka oktannya (Octane Number).Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih.Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol. Gasolin dibuat menurut kebutuhan mesin, seperti avgas (aviation gasoline), premium dan gasolin biasa, terdiri dari C¬4 sampai C12.Sifat yang terpenting pada gasolin adalah “angka oktana”. Angka oktana adalah angka yang menyatakan besarnya kadar isooktana dalam campurannya dengan normal heptana. Isooktana mempunyai angka oktana = 100, sedang  ¬ normal heptana mempunyai angka oktana = 0. Makin tinggi angka oktana gasolin semakin baik unjuk kerjanya.
2.      Kerosen
Termasuk kerosen adalah:
  Bahan bakar turbin gas pada pesawat terbang.
  Minyak bakar, biasa dipakai untuk dapur rumah tangga, bahan bakar kapal laut, dan penerangan lampu kereta api di masa lalu.
Mutu kerosen tergantung pada sifatnya dalam uji lampu (lamp test) dan uji bakar, seperti timbulnya asap dan kabut putih. Asap disebabkan oleh hidrokarbon aromatik sedang kabut putih oleh disulfida.
3.      Minyak Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan.Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan.Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.Kegunaan minyak pelumas diantaranya mencegah karat dan mengurangi gesekan.
4.      Bahan Bakar Diesel
Bahan bakar diesel atau minyak diesel dipakai untuk mengoperasikan mesin diesel atau “compression ignition engine”.Mutunya ditentukan oleh angka cetana.Makin tinggi angka cetana, makin tinggi unjuk kerja yang diberikan oleh bahan bakar diesel. Angka cetana adalah besarnya kadar volume cetana dalam campurannya dengan metilnaphtalen. Cetan murni mempunyai angka cetana = 100, sedang aromatik mempunyai angka cetana = 0. Unjuk kerja adalah persentase rata-rata daya yang dapat diperoleh dari mesin dengan bahan bakar tertentu dibandingkan dengan daya yang diperoleh dari bahan bakar yang mempunyai angka cetana = 100.
5.      Minyak Residu
Minyak residu biasa digunakan pada ketel uap, baik yang stasioner maupun yang bergerak. Dalam hal instalasinya, pemakaian minyak residu dalam ketel uap akan lebih murah dibanding batubara. Disamping itu, pemakaian minyak residu tidak menimbulkan masalah abu.Akan tetapi pada ketel uap tekanan tinggi dan suhu tinggi dapat menimbulkan korosi dan kerusakan pada “superheater tube”. Pemakaian minyak residu kecuali dalam ketel uap antara lain: Tanur dalam industri baja, tanur tinggi dalam industri semen dan industri lain yang mempunyai kaitan dengan semen, serta berbagai dapur dalam industri petroleum dan industri kimia.
6.      Biodiesel
Biodiesel dari Minyak nabati, seperti minyak kelapa sawit dan jarak pagar.Digunakan untuk pengganti solar.Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan. Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah belerang yang rendah pelumas.
7.      Bioetanol
Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan bahan baku nabati. Bioetanol dari tanaman yang mengandung pati / gula, seperti sagu, singkong, tebu dan sogum.Digunakan untuk pengganti bensin. Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme.
Proses pembuatan bioetanol dibedakan menjadi tiga berdasarkan bahan bakunya yaitu bahan baku sumber gula, pati dan serat. Proses pembuatan bioetanol meliputi aspek fermentasi dan destilasinya.
8.      Biooil
Biooil dari minyak nabati (straight vagetable oil) dan Biomass melalui proses pirolisa. Digunakan untuk pengganti minyak tanah.
9.      Biogas
Biogas dari limbah cair dan limbah kotoran ternak.Digunakan untuk pengganti minyak tanah.Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida.Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.
  Menurut karakteristik bahan bakar cair/ciri-ciri bahan bakar cair:
a. Bensin (gasolin)
Pengertian : Campuran cairan yang berasal dari minyak bumi.
Penyusunnya : Hidrokarbon
Warna : Kuning bening (cairan)
Berat jenis : 0,71 – 0,77 (719,7 kg/m3)
b. Kerosin (minyak tanah)
Pengertian : Keros Yunani: lilin, di Swiss sebagai minyak tanah.
Jarak lebur : -61 oC – (-26 oC)
Suhu pengapian : 220 oC
Suhu pembakaran : 600 oC
c.Diesel
Pengertian : Produk akhir yang digunakan sebagai bahan bakar.
Nama lain : Solar
Diciptakan oleh : Rudolf Diesel
Digunakan untuk : mesin diesel.
  Berdasarkan definisi yang dikeluarkan oleh BPHMIGAS
1.      Avgas( AviationGasoline)
Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi.Avgas didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin sistem pembakaran dalam (internal combution), mesin piston dengan sistem pengapian. Performa BBM ini ditentukan dengan nilai octane number antara nilai dibawah 100 dan juga diatas nilai 100 .Nilai octane jenis Avgas yang beredar di Indonesia memiliki nilai 100/130.
2.      Avtur(Aviation Turbine)
Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi.Avtur didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin (external combution).performa atau nilai mutu jenis bahan bakar avtur ditentukan oleh karakteristik kemurnian bahan bakar, model pembakaran turbin dan daya tahan struktur pada suhu yang rendah.
3.      Bensin
Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda.Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan RON tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
  Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.
  Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters.
  Pertamax Plus (RON 95):Jenis BBM ini telah memenuhi standar performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan teknologiElectronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI),Turbochargers dan catalytic converters.
4.      Minyak Tanah (Kerosene)
Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang memiliki titik didih antara 150 °C dan 300 °C dan tidak berwarna. Digunakan selama bertahun-tahun sebagai alat bantu penerangan, memasak, water heating yang umumnya merupakan pemakaian domestik (rumahan).
5.      Minyak Solar (HSD)
Minyak solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning kecoklatan yang jernih.Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1.000 RPM), yang juga dapat dipergunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil, yang terutama diinginkan pembakaran yang bersih.Minyak solar ini biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel.High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar yang memiliki angka performa cetane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk mesin trasportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor trasportasi dan mesin industri.
Minyak solar adalah fraksi minyak bumi dengan titik didih antara 270-350C. Minyak Solar biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor.

Minyak Solar biasanya digunakan sebagai :
 -Pada bahan bakar motor, diesel tipe besar (seperti Bus & Truk).
 -Memproduksi uap.
 -Mencairkan hasil peridustrian.
 -Membakar batu.
 -Mengerjakan panas dari logam.
6.      Minyak Diesel (MDF)
Minyak diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang berbentuk cair pada temperatur rendah. Biasanya memiliki kandungan sulfur yang rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor industri. Oleh karena itulah, diesel oil disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF).
7.      Minyak Bakar (MFO)
Minyak bakar bukan merupakan produk hasil destilasi tetapi hasil dari jenis residu yang berwarna hitam.Minyak jenis ini memiliki tingkat kekentalan yang tinggi dibandingkan minyak diesel.Pemakaian BBM jenis ini umumnya untuk pembakaran langsung pada industri besar dan digunakan sebagai bahan bakar untuk steam power station dan beberapa penggunaan yang dari segi ekonomi lebih murah dengan penggunaan minyak bakar. Minyak Bakar tidak jauh berbeda dengan Marine Fuel Oil (MFO)
8.      Biodiesel
Jenis Bahan Bakar ini merupakan alternatif bagi bahan bakar diesel berdasar-petroleum dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak nebati atau hewan. Secara kimia, ia merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak. Jenis Produk yang dipasarkan saat ini merupakan produk biodiesel dengan campuran 95 persen diesel petrolium dan mengandung 5 persenCPO yang telah dibentuk menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME).
9.      Pertamina Dex
Pertamina Dex adalah bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki angka performa tinggi dengan cetane number 53 keatas, memiliki kualitas tinggi dengan kandungan sulfur di bawah 300 ppm, jenis BBM ini direkomendasikan untuk mesin diesel teknologi injeksi terbaru (Diesel Common Rail System), sehingga pemakaian bahan bakarnya lebih irit dan ekonomis serta menghasilkan tenaga yang lebih besar.





BAB III
Bahan bakar gas
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid Petroleum Gas (LPG.CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama bahannya dengan Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan bermotor.
•    1. 1 A. PENGERTIAN GAS Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan. Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium. Komponen % Metana (CH4) 80-95 Etana (C2H6) 5-15 Propana (C3H8) and Butane (C4H10) &lt; 5 AVTUR Avtur (Aviation Turbine) merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Avtur didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin (external combution). performa atau nilai mutu jenis bahan bakar avtur ditentukan oleh karakteristik kemurnian bahan bakar, model pembakaran turbin dan daya tahan struktur pada suhu yang rendah. Avtur biasanya mengandung zat aditif tertentu untuk mengurangi resiko terjadinya pembekuan atau ledakan akibat temperatur tinggi serta sifat-sifat lainnya. Avtur memiliki sifat yang menyerupai kerosin karena memiliki rentang panjang rantai C yang sama. Komponen-komponen kerosin dan avtur terutama adalah senyawa-senyawa hidrokarbon parafinik (CnH2n+2) dan monoolefinik (CnH2n) atau naftenik (sikloalkan, CnH2n) dalam rentang C10 &#x2013; C15. B. KLASIFIKASI GAS
•    2. 2 1. LNG Gas alam cair (Liquefied natural gas, LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160&#xB0; Celcius. LNG ditransportasi menggunakan kendaraan yang dirancang khusus dan ditaruh dalam tangki yang juga dirancang khusus. LNG memiliki isi sekitar 1/640 dari gas alam pada Suhu dan Tekanan Standar, membuatnya lebih hemat untuk ditransportasi jarak jauh di mana jalur pipa tidak ada. Ketika memindahkan gas alam dengan jalur pipa tidak memungkinkan atau tidak ekonomis, dia dapat ditransportasi oleh kendaraan LNG, di mana kebanyakan jenis tangki adalah membran atau "moss". 2. LPG
•    3. 3 LPG (liquified petroleum gas, harafiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12). 3. CNG Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih 'bersih' bila dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder. AVTUR Avtur sebagai bahan bakar pesawat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu yang berbasis bahan mirip kerosin (Jet A dan Jet A1) dan yang berbasis campuran nafta-kerosin (Jet B). Jet A1 adalah jenis avtur yang paling sering digunakan untuk bahan bakar pesawat di seluruh dunia karena memenuhi standar ASTM, standar spesifikasi Inggris DEF STAN 91-91, dan NATO Code F-35. Jet A adalah bahan bakar pesawat yang memiliki sifat yang sangat mirip dengan kerosin, diproduksi hanya untuk memenuhi standar ASTM sehingga umumnya hanya dapat ditemukan di kawasan Amerika Serikat. Jet B jarang digunakan karena sulit untuk ditangani (mudah meledak), dan hanya digunakan pada daerah beriklim sangat dingin. C. SIFAT SIFAT &#xF0D8; GAS FISIK A. Sebagian besar tak berwarna (colorless), Kecuali: Fluorine (F2), Chlorine (Cl2) keduanya kuning kehijau-hijauan (green-yellow), Bromine (Br2) coklat kemerahan (red-brown), Iodine (I2) ungu (violet), Nitrogen dioxide (NO2), dinitrogen dioxide (N2O3) keduanya coklat (brown). B. C. D. E. F. Gas lambat mengalir Gerakannya menyebar ke semua arah Mampu menembus pori-pori Pemanasan menyebabkan ekspansi gas sehingga volumenya membesar Pendinginan menyusutkan volume gas KIMIA A. Hukum efusi/difusi menyatakan bahwa laju efusi dan difusi dua gas pada temperatur dan tekanan yang sama berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa jenisnya. Adapun persamaannya adalah :
•    4. 4 &#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;.. (1-1) Dimana : v = kecepatan efusi/difusi gas d = densitas gas. B. Hukum Avogadro mengatakan bahwa kondisi tekanan, temperatur dan volume tertentu, massa jenis gas berbanding lurus dengan berat molekulnya, atau secara matematis dinyatakan sebagai berikut : &#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;&#x2026;. (1-2) Dimana : M = berat molekul gas D. Perbedaan avtur dengan bensin Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Avtur didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin (external combution). performa atau nilai mutu jenis bahan bakar avtur ditentukan oleh karakteristik kemurnian bahan bakar, model pembakaran turbin dan daya tahan struktur pada suhu yang rendah. Sementara Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan RON tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: - Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol. - Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters. - Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio &gt; 10,5 dan juga yang menggunakan teknologiElectronic Fuel
Berdasarkan materinya
•    Bahan bakar tidak berkelanjutan
Bahan bakar tidak berkelanjutan bersumber pada materi yang diambil dari alam dan bersifat konsumtif.Sehingga hanya bisa sekali dipergunakan dan bisa habis keberadaannya di alam.Misalnya bahan bakar berbasis karbon seperti produk-produk olahan minyak bumi.
•    Bahan bakar berkelanjutan
Bahan bakar berkelanjutan bersumber pada materi yang masih bisa digunakan lagi dan tidak akan habis keberadaannya di alam. Misalnya tenaga matahari.

Comments
0 Comments